Kamis, 28 November 2019

Melakukan evaluasi pada pengembangbiakan komoditas perikanan air tawar


Melakukan evaluasi pada pengembangbiakan komoditas perikanan air tawar


    Dalam upaya mencapai pertumbuhan ikan yang optimal dan mampu meraih keuntungan pada proses budidaya khususnya pada proses pembesarannya, maka langkah awal usaha berupa pemilihan lokasi sebagai tempat budidaya ikan menjadi faktor penting. Secara umum, pemilihan lokasi budidaya ikan nila meliputi faktor teknis, biologis, ekologi, ekonomis dan social. Faktor teknis berkaitan dengan teknis lahan sebagai wadah budidaya ikan nila baik tanah maupun airnya, tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan ikan  adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Faktor biologis berkaitan dengan kandungan biologis tanah atau sifat-sifat organisme, contohnya Ikan nila yang berkerabat dekat dengan ikan mujair sehingga relatif memiliki kesamaan morfologi, termasuk dalam hal teknologi budidaya.  Faktor ekologiberhubungan dengan lingkungan sekitar, ekonomis terkait dengan pendukung pemasaran dan biaya produksi, dan faktor social berkaitan dengan daya terima masyarakat sekitar lokasi budidaya ikan.


(Sumber:http://hallonirma.blogspot.com/2013/06/evaluasi-kelayakan-lahan-untuk-budidaya.html?m=1)

Melakukan inovasi tepat guna dengan sistem bioflok pada pengembangbiakan kpat

Melakukan inovasi tepat guna dengan sistem bioflok pada pengembangbiakan kpat



10 cara budidaya ikan dengan sistem bioflok pada ikan air tawar

Beberapa waktu belakangan ini, muncul sebuah inovasi budidaya ikan yang cukup terkenal. Sistem budidaya ikan tersebut disebut dengan budidaya bioflok. Sistem ini dinilai lebih efektif dan diperkirakan mampu meningkatkan produktifitas hingga 105% hanya dalam waktu sekitar 3 bulan.
Sebelum budidaya ikan dengan sistem bioflok, anda wajib mengetahui dan memahami dulu bagaimana sistem bioflok ini digunakan. Sistem bioflok ialah memanfaatkan mikroorganisme untuk mengolah limbah. Limbah tersebut akan menjadi gumpalan gumpalan kecil (flok) yang kemudian akan menjadi makanan alami untuk ikan.
1. Pembuatan Kolam
Kolam yang dibutuhkan untuk budidaya ikan dengan sistem bioflok adalah dengan menggunakan kolam yang memakai terpal, sedangkan untuk bagian rangka, anda bisa menggunakan besi sehingga lebih awet. Gunakan sistem knokdown atau yang bisa dibongkar pasang sehingga lebih praktis dan menghemat biaya. Besar kolan sekitar 2 sd 3 meter atau tergantung kebutuhan anda. 
2. Besar Lahan
Hal ini diperlukan sebab cahaya matahari dan hujan yang langsung masuk akan mempengaruhi pH air dan mikroorganisme yang hidup di kolam. Untuk lahan anda tak perlu khawatir, sistem bioflok tidak membutuhkan lahan yang terlalu besar, cukup sesuaikan dengan besar kolam yang anda buat.
3. Bakteri
Dalam budidaya ikan dengan sistem bioflok, anda harus menyiapkan kultur bakteri yang sifatnya non pathogen. Bakteri tersebut nantinya yang akan merangsang pertumbuhan mikroorganisme untuk mengolah limbah tersebut. Hal ini penting sebab merupakan syarat utama atau dasar untuk menerapkan sistem bioflok. 
4. Aerator
Yaitu alat untuk mensuplai atau menyediakan oksigen serta sebagai pencampur mikroorganisme tersebut dengan air kolam. Alat ini juga memiliki fungsi penting dalam menjalankan budidaya ikan dengan sistem bioflok. Sebab pencampuran mikroorganisme dengan air tidak bisa dilakukan oleh manusia atau dicampur secara manual, harus dilakukan dengan menggunakan alat tersebut.
5. Persiapan Air
Jika segala persiapan untuk kolam telah selesai, sekarang saatnyaa anda mempersiapkan air untuk pembesaran benih ikan. Ketika pertama kali menggunakan kolam, isi air dengan ketinggian 80 sd 100 cm, lakukan pada hari pertama ketika anda memulai menerapkan sistem ini.
Selanjutnya pada hari kedua isi bakteri yang telah disiapkan dengan akdar sekitar 5 ml tiap m³ di kolam. Pada hari ketiga masukkan lagi bakteri dengan kadar 250 ml tiap m³, dan pada malam harinya tambahkan lagi 150 gram tiap m³ ke dalam kolam. 
6. Diamkan
Air yang telah anda campur dengan bakteri tersebut tidak boleh langsung digunakan, olah terlebih dahulu dengan cara diamkan 7 sd 10 hari agar mikroorganisme berkembang terlebih dahulu dengan baik. Cara ini merupakan salah satu poin penting, sebab dalam budidaya ikan dengan sistem bioflok, mikroorganisme harus dalam kondisi yang benar benar siap agar dapat menjalankan perannya dengan maksimal.
7. Siapkan Bibit atau Benih Ikan
Setelah persiapan dasar sudah siap, bibit atau benih ikan dapat dimasukkan ke dalam kolam. Pilih benih yang sehat dan bagus. Ciri bibit yang bagus ialah memiliki sifat yang gesit atau aktif, ukuran yang seragam, warna yang seragam, serta memiliki anggota tubuh yang lengkap.
Sebar benih secara merata di area kolam, biarkan bibit ikan tersebut menyesuaikan diri dengan kondisi kolam di sekitarnya dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang baru. Jangan mengaduk atau membiarkan kolam terkena bahan lain dari luar, misalnya polusi atau air hujan. Biarkan benih berada kolam tersebut dan dalam keadaan yang murni.
8. Tambahkan Bakteri untuk Bibit
Setelah mendiamkan kolam yang berisi bibit selama semalaman sejak anda menempatkan bibit dalam kolam yang anda buat, beri tambahan bakteri pada keesokan harinya. Hal ini untuk memaksimalkan fungsi mikroorganisme yang nantinya akan mengolah limbah limbah dari ikan yang menempati kolam tersebut.
9. Perawatan Sehari Hari
Setiap budidaya atau pengembangbiakkan ikan, selain persiapan lahan, kolam, dan bibit ikan, perawatan dalam keseharian juga wajib dijalankan dengan disiplin dengan menjalankan perawatan sesuai sistem yang dilakukan, memenuhi kebutuhan ikan itu sendiri, mencegah penyakit, meminimilasir resiko, serta melakukan perawatan secara berkala pada alat alat yang digunakan.
Pakan yang diberikan untuk perawatan sehari hari ialah pakan yang berkualitas dan sesuai porsi. Beri pakan yang dibutuhkan dan memiliki kandungan nutrisi yang sesuai untuk pertumbuhan jenis ikan yang anda budidayakan. Untuk bibit ikan yang masih kecil, pastikan pakan yang diberikan kepada mereka ialah pakan yang lebih kecil dari besar mulutnya sehingga pakan lebih mudah ditelan oleh benih ikan.Pemberian pakan sendiri umumnya ialah dilakukan kurang lebih dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari.
10. Lakukan Evaluasi
Pelihara dan lakukan evaluasi atau kontrol terus menerus setiap hari. Pantau kesehatan dan pertumbuhan ikan, kualitas air, serta sistem bioflok yang digunakan. Pantau juga alat alat yang digunakan agar sistem dapat berjalan dengan maksimal dan menimialisir kerusakan. Hasil panen akan sesuai dengan jerih payah serta pengetahuan yang anda terapkan.
Sistem bioflok akan sukses jika anda terus memantau dan mengevaluasi apa kekurangan dari usaha anda dan apa yang bisa meningkatkan baik dari hal kualitas air itu sendiri, mikroorganisme, bibit ikan, juga pemilik atau orang yang mengelolanya, teliti dan evaluasi secara terus menerus.
(Sumber:https://arenahewan.com/cara-budidaya-ikan-dengan-sistem-bioflok)

Prosedur pemanenan dan pasca panen hasil pengembangbiakan komoditas perikanan air tawar




Prosedur pemanenan dan pasca panen hasil pengembangbiakan komoditas perikanan air tawar



PEMANENAN

Pemanenan hasil budidaya ikan baik pada pembenihan maupun pembesaran pada prinsipnya hampir sama, tetapi khusus untuk pembenihan harus dilakukan dengan cara ekstra hati-hati karena ikan berukurannya masih kecil.Pada pemanenan hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Cara Panen


Pengecekan saat mau panen
Cara panen adalah proses pengambilan ikan, baik keseluruhan dan sebagian dari kolam dipindah ketempat lain untuk siap dipasarkan. Cara panen prinsip semua ikan hampir sama yakni dengan mengeluarkan air dari kolam ikan dan setelah air berkurang ikan baru ditangkap.

Proses pengambilan ikan
Tapi ada beberapa ikan dan udang yang berbeda perlakukannya. Misalnya, panen pada ikan mas akan tidak sama perlakuannya dengan panen belut atau udang.
Pemanenan dapat dilakukan sebagian atau semuanya. Panen sebagian adalah dengan cara mengurangi air kolam kemudian ikan yang diinginkan baik jenis dan ukuran dipanen,sedangkan ikan yang ditinggal dapat dipelihara lagi. Pemanenan sebagian biasanya banyak pada budidaya benih ikan. Sementara panen keseluruhan adalah setelah air dikeluarkan dari kolam, semua ikan ditangkap atau di panen. Untuk menghindari jumlah ikan yang mati atau mengalami kerusakan fisik, proses pemanenan harus dilakukan secara hati-hati. Ikan yang mengalami kerusakan dapat memperlemah kondisi tubuh ikan tersebut sehingga sangat berpengaruh terhadap daya hidupnya ikan tersebut.
2. Waktu Panen

Menimbang hasil panen
Kegiatan pemanenan sebaik dilakukan ketika suhu tidak tinggi ata sinar matahari sedang teduh, biasanya itu yang tepat adalah pagi hari ( 05.00 - 08.00 ) dan sore hari ( 15.00 - 18.00 ). Pelaku usaha budidaya ikan atau udang dan petani ikan untuk melakukan panen memilih serta memperkirakan sendiri yang terbaik. Pemanenan jangan sampai dilakukan saat terik matahari akan menyebabkan ikan kondisinya melemah atau mati. Ikan yang kepanasan, metabolisme tubuhnya akan terpacu sehingga kebutuhan oksigen menjadi tinggi. Bila oksigen yang dibutuhkan ikan dalam jumlah terbatas akan menyebabkan strees dan lemah.



3.Umur panen 

Umur  ikan pada waktu dipanen tergantung keinginan yang membudidayakan. Biasanya pembudidaya memanen ikan setelah memperhatikan permintaan pasar.  Jenis usaha yang banyak dilakukan oleh petani atau pelaku usaha kebanyakan adalah pembenihan karena waktu pemeliharaannya dibanding pembesaran, karena rata2 petani terbentur dengan modal.

Umur ikan pada waktu dipanen tergantung dari hal-hal sebagai berikut :
  1. Jenis Ikan ; Jenis ikan yang memiliki pertumbuhan tubuh cepat besar tentu umur panennya juga akan berbeda dengan jenis ikan yang memiliki pertumbuhan  relatif lama.
  2. Ukuran Ikan ; Ikan ukuran benih yang akan dipanen memiliki umur yang lebih muda daripada ikan ukuran konsumsi.
Beberapa contoh jenis ikan kosumsi yang dipanen adalah sebagai berikut :
  1. Gurame berat awal dibudidayakan 100 gr, umur panen 6 - 18 bulan, dengan berat akhir 300 - 700 gr
  2. Lele dumbo  berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 5 - 8 bulan, dengan berat akhir 100 - 200 gr
  3. Patin berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 4 - 6 bulan, dengan berat akhir 700 - 800 gr
  4. Belut berat awal dibudidayakan 10-20 gr, umur panen 4 bulan, dengan berat akhir 40 - 100 gr
  5. Mujair berat awal dibudidayakan 20 gr, umur panen 3-4 bulan, dengan berat akhir 200 - 250 gr
  6. Bawal berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 3-4 bulan, dengan berat akhir 200 - 300 gr
  7. Nila berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 4 - 12 bulan, dengan berat akhir 150 - 800 gr

B. PENANGANAN PASCAPANEN
Setelah selesai  melalui proses pemanenan langkah selanjutnya yang dilakukan adalah penanganan pascapanen terhadap benih maupun ikan kosumsi yang dihasilkan. Penanganan pascapanen merupakan penanganan ikan setelah diambil dari media hidupnya mulai dari pengemasan hingga pengikirimannya.

Dua penanganan pascapanen ikan yang dilakukan yakni untuk ikan dalam kondisi mati dan ikan dalam kondisi hidup. Penanganan pada kondisi ikan mati  harus dapat mempertahankan mutu kesegarannya supaya ikan tidak rusak atau menurun mutunya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain :

  1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan tidak luka
  2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dari lendir
  3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. 
Untuk itu para pembudidaya ikan biasanya menggunakan es, garam atau freezer. Es yang digunakan  bisa berbentuk bongkahan, pecahan, atau curah. Dalam penggunaan es sebagai pendingin minimal perbandingan yang paling ideal antara es dan ikan adalah 1 : 1. Dasar kotak dilapisi es setenal 4-5 cm dan diatasnya disusun ikan setebal 5-10 cm, lalu diberi es lagi dan seterusnya. Antara dinding kota dan ikan diberi es dan begitu juga antar ikan dengan penutup kotak. Kondisi tersebut harus selalu dijaga. Sementara penambahan garam pada upaya mempertahankan mutu ikan segar adalah dengan ukuran  berkisar 2,5 - 10 % dari berat es. Penambahan garam tidak boleh sedikit atau banyak katena bila terlalu sedikit akan menumbuhkan bakteri pada ikan, sedangkan bila terlalu banyak akan menyebabkan ikan mejadi masin. Penggunaan Frezeer dalam penanganan  ikan pascapanen sebenarnya sangat dianjurkan tetapi biaya yang dikeluarkan oleh petani ikan terlalu mahal dibandingkan dengan penggunaan es.

Sementara itu,  penanganan untuk ikan yang dipanen dalam kondisi hidup biasanya berupa ikan berukuran benih dan ikan kosumsi. Keuntungan dari penanganan ikan dalam kondisi hidup antara lain lebih mudah  dan biayanya cenderung murah karena tidak membutuhkan perlakuan tambahan untuk mempertahankan mutu ikan.

Sebelum dipasarkan, sebaiknya para pembudidaya dan pelaku usaha perikanan melakukan proses sortasi terhadap benih atau ikan kosumsi yang dipanen, baik dalam keadaan mati segar atau hidup.  Hal ini karena pedagang yang membeli lebihn menyukai bila ikan yang dibelinya telah seragam ukuranya.
Keuntungan dari proses sortasi antara lain adalah sebagai berikut :
  1. Harga ikaan yang disortasi akan lebih baik
  2. Penawaran harga lebih jelas sesuai dengan grade/ukuran ikan
  3. Dapat  menyeleksi ikan yang mati, tidak segar, terkena penyakit atau cacat
  4. Untuk ikan hidup, pada waktu dilakukan pengangkutan mengurangi terjadi persaingan yang berarti dalam memanfaatkan media hidup antara sesama ikan
  5. Menguntungkan bagi pembeli bila ikan berwujud benih yang akan dibudidayakan lagi.
1. Pengemasan

Pengemasan  adalah suatu cara untuk membuat ikan dalam kondisi nyaman, tidak rusak, mudah,praktis dan tidak mengganggu kondisi sekitarnya, yakni selama pengangkutan atau pengiriman. Kegiatan pengamasan harus dilakukan hati-hati terutama untuk mengangkut ikan dalam kondisi hidup karena ikan ini harus mampu hidup dan kondisi fisiknya bagus sampai ke pembeli.

Pada proses pengemasan ikan hidup memerlukan keahlian dan perhitungan yang matang, terutama pada pengamasan ikan hidup dengan sistem tertutup. Cara pengamasan ikan hidup mempunyai dua cara yakni sistem terbuka dan sistem tertutup.

A. Sistem terbuka
Sistem terbuka yaitu ikan yang diangkut dengan wadah atau tempat yang media airnyaa masih berhubungan dengan udara bebas. pengangkutan sistem ini biasanya digunakan untuk jarak dekat dan membutuhkan waktu tidak lama. 
B. Sistem Tetutup
Sistem tertutup yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan  mengunakan wadah tertutup, udara dari luar tidak bisa masuk kedalam media tersebut. Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan pada jarak yang jauh. Pada sistem pengemasan tertutup harus cermat dalam perhitungan kebutuhan oksigen dengan lama waktu perjalanan, dan juga penambahan bahan dalam media sistem ini juga diperhatikan. Penambahan bahan pada media pengemasan tergantung pada jenis ikan tertentu yang akan dikemas

Catatan : cara pengemasan ikan baik sistem tertutup maupun terbuka terutama pada benih harus ekstra hati-hati dan perlakuan sangaat khusus. Dan cara pengemasannya, bahan dan peralatan yang dibutuhkan tergantung pada ikan/udang tertentu yang akan dikemas. Ini ada  pada LKS 
  
2. Pengangkutan

Pengangkutan ikan baik benih maupun kosumsi dalam keadaan hidup, mati segar dapat dilakukan pengangkutan melalui jalur darat, laut dan udara.Pengangkutan jarak jauh lebih baik mengunakan pesawat terbang saja karena waktu tempuh lebih cepat. Tujuannya agar ikan cepat sampai tujuan dan tidak mengalami stress. 

Dalam pengangkutan ikan hidup, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,yakni :
  1. Jenis ikan, Jenis ikan gurame akan berbeda dengan labster dalam pengemasan
  2. Ukuran ikan, Ukuran ikan akan menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan dan kepadatan yang dibutuhkan dalam pengemasan
  3. Kepadatan ikan yang akan mempengaruhi sarana pengangkutan
  4. Sistem kemasan, kemasanya bisa mengunakan sistem tertutup atau terbuka
  5. Jarak tempuh, jarak yang jauh perlu mempertimbangkan sarana transportasi dan sistem kemasan
  6. Suhu harus dapat dipertahankan mendekati suhu normal. Untuk mepertahankan suhu sebaiknya diberi pecahan es batu disekitar media kemasan dengan perkiraan 10% dari banyaknya air media dalam kemasan.

Contoh Pengangkutan beberapa jenis ikan :
  1. Ikan Nila, ukuran 3-5 cm kepadatan 1000 ekor, ukuran 5-8 cm kepadatan 600 ekor dan ukuran 8-12 cm kepadatan 300 ekor, sistem pengemasan tertutup serta wadah yang digunakan kantong plastik.
  2. Ikan Lele, ukuran 8-12 cm kepadatan 250-350 ekor, sistem pengemasan tertutup dan wadah yang digunakan kantong plastik. Sedangkan ukuran yang sama tetapi sistem pengemasan terbuka, wadah yang dipakai jirigen.
  3. Ikan Patin, ukuran 2-3 cm kepadatan 2000 ekor, sistem pengemasan tertutup serta wadah yang digunakan kantong plastik. Sedang ukuran yang sama tetapi sistem pengemasannya terbuka mengunakan drum 200 liter dilengkapi oksigen dengan kepadatan 15.000 - 20.000 ekor
  4. Ikan Belut, semua ukuran, kepadatan 2/3-3/4 volume jirigen ataau kantong plastik, sistem pengemasan tebuka serta wadah yang digunakan kantong plastik/jirigen.
  5. Ikan Lobster, ukuran 1-2 cm kepadatan 500-1000 ekor, sistem pengemasan tertutup serta wadah yang digunakan kantong plastik. 

(Sumber :http://www.budilaksono.com/2014/01/modul-memanen-hasil-budidaya-ikan.html?m=1)

Lihat juga, prosedur pemanenan dan penanganan pasca panen hasil pengembangbiakan kpat menurut sumber lain dibawah ini !



Teknik Pemanenan Ikan
Panen dan Pasca Panen Ikan


Prinsip dasar dari pemanenan yang perlu dijaga oleh pelaku bisnis adalah ikan harus dapat tetap hidup setelah ditangkap dan ditampung dalam satu wadah, kecuali pada ikan nila yang dipasarkan di pasar local dapat langsung dimasukkan kedalam bak berisi es batu. 

Berdasarkan prinsip ini, langkah yang perlu diperhatikan dalam pemanenan  yaitu tingkat stress yang dialami ikan. 

Semakin sedikit ikan mendapatkan stress maka semakin besar peluang ikan dapat tetap bertahan hidup. 

Pemanenan Benih Ikan

Panen dan Pasca Panen Ikan


Pada pemanenan ditahapan benih, untuk mengurangi stress yang dialami benih ikan maka penggunaan bahan alat tangkap serta proses penangkapan sendiri perlu mendapat perhatian. Bahan alat tangkap yang dianjurkan hendaknya terbuat dari bahan yang halus dan lembut. 

Sementara proses penangkapannya sendiri dilakukan dengan lembut, mulai dari pengurangan air secara bertahap, penggiringan ke tempat pemanenan, serta pengangkatan dengan alat tangkap. 

Selain itu, waktu pelaksanaan panen dilakukan pada saat cuaca tidak panas, sebaiknya pada sore hari. Benih ikan sendiri dipuasakan paling tidak 1 hari sebelum dipanen. 

Walaupun ikan ukuran konsumsi cenderung lebih dapat bertahan daripada benih, pemanenan pada tahap pembesaran juga perlu dilakukan secara halus. 

Poin penting yang perlu diperhatikan pada penangkapan ikan pada  tahap pembesaran yaitu tempat penampungan ikan hasil tangkapan harus mempunyai air dengan kualitas yang minimal sama dengan air kolam pembesaran. 

Oleh sebab itu, pasokan air mengalir pada tempat penampungan ikan sangat mutlak diperlukan. 

Disamping itu, penghentian pemberian pakan pada ikan sehari sebelum panen yang juga dikenal sebagai pemberokan juga dapat menjaga kondisi ikan dan kualitas air saat transportasi. 


Pasca Panen 


Panen dan Pasca Panen Ikan


Kegiatan pasca panen merupakan kelanjutan kegiatan pemanenan yang suah dilakukan. 

Sering kali para pembudidaya tidak begitu mempedulikan hal - hal yang perlu diperhatikan pada tahapan ini. 

Sebagai contoh, pada pembenihan ikan mas yang digunakan untuk pembesaran diKJA, ikan-ikan yang selesai dipanen langsung dikemas untuk dikirim dari daerah pembenihan ke daerah pembesaran danau atau waduk. 

Pasca Panen Benih

Kenyataan dilapangan menunjukkan adanya pengangkutan benih sebanyak mungkin pada kantung plastik yang terbatas sebagai langkah penghematan. Padahal, perlakuan ini justru menyebabkan timbulnya kematian yang tinggi pada benih, yaitu hingga 20%. 

Pengetahuan tentang titik-titik rawan atau penting saat pasca panen akan sangat membantu pelaku budidaya untuk mencegah terjadinya potensi kehilangan melalui beberapa tindakan sederhana. 

Pada prinsipnya, kegiatan pasca panen merupakan kegiatan panen dan pasca panen terhadap memburuknya kondisi ikan akibat pengaruh saat proses pemanenan, penampungan, pendistribusian, serta penebaran. 

Tahap Pengumpulan dan Pengangkutan ke Penampungan

Titik rawan selanjutnya yaitu pada saat pengumpulan dan pengangkutan ikan ke tempat penampungan. 

Untuk pengangkutan benih ikan dengan tong plastik ukuran 160 cm yang dibelah setengahnya, kepadatan benih ukuran 1 - 3 cm dalam 10 - 15 liter air Antara 5.000 - 10.000 ekor, benih ukuran 3 - 5 cm sebanyak 2.500 - 5.000 ekor, dan benih ukuran 7 - 8 cm atau lebih sebanyak 1000 - 2.000 ekor. 

Tahap Penampungan dan Pengemasan

Titik rawan selanjutnya yaitu masa penampungan dan pengepakan dengan kantong plastik berisi oksigen. 

Untuk memulihkan vitalitas benih yang dipanen, benih ditampung terlebih dulu dalam kolam penampungan dengan system air masuk yang cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen benih. 

Lama penampungan hendaknya dilakukan selama 12 jam. Namun, seringkali hal tersebut dianggap hanya memboroskan waktu. Padahal, dengan menampung selama 12 - 14 jam, benih ikan mendapat kesempatan untuk recovery. 

Selanjutnya, pemasukan oksigen ke dalam kantong plastik perlu dilakukan secara perlahan. 

Untuk mencegah ikan stress selama pengangkutan, tambahkan obat antistres yang telah banyak dijual dipasaran, misalnya squil dengan dosis 1 tetes setiap 2 liter air. 

Tahap Pendistribusian 


Penanganan saat transportasi, termasuk pemindahaan kantong plastik dari satu tempat ke tempat lain serta posisi kantong saat ada dikendaraan, juga perlu diperhatikan dalam rangka mengurangi stress pada ikan. 

Pemindahan plastik harus dilakukan secara hati - hati dan penyusunan kantung didalam kendaraan tidak membuat kantung yang berada di bagian bawah tertekan sehingga menyempit atau gepeng/pipih. 

Tahap Penebaran Pasca Panen

Proses adaptasi terhadap lingkungan sebelum dikeluarkan dari kantung plastik juga mempengaruhi terhadap keadaan ikan. 

Dengan membiarkan kantung plastik terendam dalam media yang akan digunakan sebagai tempat pembesaran minimal 1 jam, ikan akan dapat beradaptasi dengan baik dan proses keluarnya ikan pun dilakukan tanpa paksaan. Ikan akan berenang ke luar dengan sendirinya. 

Teknik Pemanenan Ikan dan Pasca Panen Ukuran Konsumsi 

Penanganan pasca panen ikan ukuran konsumsi jauh lebih sederhana dibandingkan pasca panen pada benih. 

Hal tersebut disebabkan ikan konsumsi umumnya hanya memerlukan waktu satu hari dalam penampungan sebelum habis dipasarkan oleh penjual. 

Namun, untuk beberapa jenis ikan tertentu yang memerlukan penampilan baik seperti ikan gurami, penanganan pasca panennya perlu diperhatikan dengan lebih seksama. 

Poin terpenting yang perlu diperhatikan pada penanganan pasca panen ikan yaitu saat penangkapan. 

Pasca panen ikan gurami hanya dilakukan dengan penangkapan ikan satu per satu tanpa menggunakan jaring atau serokan. 

Sementara untuk jenis ikan lainnya, penangkapan dilakukan dengan menggunakan serokan yang sesuai dengan ukuran ikan. 

Untuk wadah pengangkutan, satu kantong plastik dapat memuat ikan sebanyak 5 - 7 kg, sedangkan tong plastik ukuran 160 liter dapat mengangkut 20 - 25 kg ikan. 

Untuk menjaga kestabilan suhu saat pengangkutan agar tetap dingin, penggunaan batu es akan banyak membantu. Maka perlu disediakan beberapa es batu untuk mempermudah panen dan pasca panen ikan jenis konsumsi. Hal ini dapat menghindari terjadinya kerugian dengan meminimalisir membusuknya ikan di perjalanan.


(Sumber: https://www.infoikan.com/2018/03/panen-dan-pasca-panen-ikan-sesuai.html)