Tugas pembesaran 2 !
Soal :
1. Berikan alasan mengapa kolam dan kolam/tambak dianggap merupakan
Sistem teknologi budidaya yang mendekati habitat asli di perairan !
2. Berikan alasan mengapa pada kolam air tenang dan kolam air deras
Berbeda dalam hal pengelolaannya terutama dari segi pengelolaan
Pakannya !
3. Bandingkan antara land based aquaculture dan water based aquaculture ?
Berikan contohnya masing-masing !
Jawaban :
1. Kolam dan tambak dianggap sebagai sistem teknologi budidaya yang Mendekati habitat asli di perairan karena cara budidaya seperti ini bisa Dibilang cara tradisional, karena sistem budidaya ini sangat mirip dengan Habitat asli ikan di alam, Seperti tambak, cara ini hanya memanfaatkan perairan yg ada disekitar, seperti sungai, danau, dan lain-lain dan tinggal memasang pembatas berupa harpa.
2.karena Kegiatan pembesaran di kolam air deras hanya dapat menggunakan pakan buatan. Hal ini disebabkan karena pada perairan kolam air deras tidak terjadi proses fotosintesis (produksi primer), sehingga keberadaan pakan alami sangat minim. Kalaupun ada itu hanya yang terbawa masuk ke dalam kolam bersama-sama dengan air kolam. Karena menggunakan pakan buatan semuanya, maka otomatis biaya pakannya relatif tinggi, namun diimbangi dengan pertumbuhan yang relatif cepat dibandingkan dengan ikan yang dibesarkan kolam air tenang.
3.Land base aquaculture adalah budidaya perairan di darat.
Contoh nya : Bak semen, kolam terpal, dan lain-lain.
Sedangkan :
Water based aquaculture adalah budidaya perairan di air.
Contoh nya : Keramba jaring apung
( KJA )
Blogger_fishery
Minggu, 05 April 2020
Tugas pembesaran 1
Tugas pembesaran ikan
Soal :
1. Rancang lah cara pengembangan pengolahan limbah buangan pembesaran ikan !
2. Analisis faktor-faktor pendukung dan pengembangan pasca panen ikan !
Uraian :
1. Rancangan pengembangan Pengolahan limbah buangan pembesaran ikan untuk budidaya
Moina sp. di UPR danau teluk kota jambi
Umumnya budidaya ikan secara intensif dengan peningkatan padat penebaran yang
tinggi dan peningkatan pemakaian pakan buatan yang kaya protein mengakibatkan terjadinya
peningkatan limbah nitrogen toksik dan fosfat. Limbah nitrogen toksik dalam perairan pada
umumnya berasal dari sisa pakan yang tidak termakan dan feses ikan, didalam perairan
limbah nitrogen toksik ini terdapat dalam bentuk ammonia atau nitrat dan nitrit. Menurut
Darmawan, (2010) salah satu permasalahan dalam budidaya intensif adalah air buangan
budidaya yang berdampak pada penurunan kualitas perairan di lingkungan sekitar lokasi
budidaya, karena akumulasi bahan organik dari sisa pakan maupun feses. Limbah fosfat
didalam perairan pada umumnya dalam bentuk ortofosfat (PO4-3
), polifosfat (P2O7), dan
fosfor organik. Didalam perairan terjadi fotoautotrofik, dimana fosfat merupakan salah satu
unsur penting dalam pembentukan fitoplankton. Semakin tinggi proses fotoautotrofik yang
diikuti tingginya kelimpahan klorofil (fitoplankton), maka semakin menurun pula kadar fosfat didalam perairan.
Budidaya memiliki tingkat tropik level rendah dimana pada setiap organisme
memiliki peran yang sama dalam tingkat makan memakan. Dimana seperti ikan lele yang
memiliki sifat karnivora maka akan memanfaatkan makanan yang mengandung unsure
hewani, dan hasil dari dari sisa pakan dan feses dari budidaya lele ini akan dimanfaatkan bakteri perombak sehingga menjadi nitrogen dan fosfat yang akan dimanfaatkan untuk
pertumbuhan fitoplankton dan fitoplankton akan dimanfaatkan oleh ikan pada tingkat tropik
level lebih rendah yang memiliki sifat herbivora sehingga pada sistem budidaya ini semua
semua organisme saling ketergantungan.
Untuk di UPR danau teluk sendiri kami merancang pemanfaatan air limbah hasil budidaya ikan lele yang banyak mengandung fitoplankton untuk budiya moina sp. Air hasil limbah tersebut merupakan media untuk budidaya moina. Fitoplankton merupakan makanan bagi moina, sehingga air limbah tadi tidak terbuang sia-sia dan dapat digunakan lagi untuk budidaya pakan alami.
Biasanya, air limbah tadi kami pindahkan ke dalam bak fiberglass dan kami masukkan kotoran burung puyuh dan dibiarkan selama 1 hari dengan diberi aerasi. Setelah 1 hari, masukan bibit / biang moina kedalam bak dan tunggu 4-6 hari dan moina siap untuk di panen.
Gambar : pengembangan limbah hasil budidaya ikan untuk budidaya pakan
Alami ( moina sp. )
2. Analisis faktor-faktor pendukung dan pengembangan pasca panen ikan lele
A. Faktor-faktor pendukung :
1) Meningkatkan nilai tambah,
2) Meningkatkan kualitas hasil,
3) Meningkatkan penyerapan tenaga kerja,
4) Meningkatkan ketrampilan produsen,
5) Meningkatkan pendapatan produsen ( Soekartawi, 1999 ).
Di masa yang akan datang menurut Tawali ( 2005 ) Produk- produk
yang dihasilkan dari sektor pertanian hendaknya mengarah pada
diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan bertujuan untuk menyediakan
berbagai macam produk pangan baik dalam bentuk maupun jenisnya
sehingga banyak pilihan bagi konsumen
B.Pengembangan pasca panen
Lele yang selama ini dikenal sebagai ikan budidaya ternyata dapat dikembangkan menjadi produk olahan seperti Lele Asap, Nugget Lele, Kerupuk Lele, Bakso Ikan Lele, kaki Naga Ikan Lele, Abon Lele, Kue Semprong, Biskuit Lele dan masih banyak lagi produk yang lain. Pengolahan ikan lele menjadi produk lain bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap ikan lele tersebut karena tidak semua lapisan masyarakat ingin mengkonsumsi ikan lele dalam keadaan utuh (misalnya pecel lele atau lele goreng). Dengan pertimbangan tersebut di atas dan melihat karakteristik ikan lele maka sangat besar peluang untuk mengembangkan ikan lele menjadi berbagai produk olahan.
Disamping itu diversifikasi olahan lele ini dapat meningkatkan konsumsi protein hewani khususnya ikan bagi masyarakat Indonesia. Salah satu olahan lele yang sangat terkenal adalah Ikan Lele Asap.Pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian senyawa kimia alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Tujuan pengasapan ikan adalah untuk mendapatkan daya awet yang dihasilkan asap serta untuk memberikan aroma yang khas dari asap.
Produk lain yang dapat dibuat dari ikan lele adalah kerupuk. Kerupuk adalah suatu makanan kecil yang bersifat kering, ringan dan porous yang terbuat dari bahan-bahan yang mengandung pati cukup tinggi yang merupakan makanan khas Indonesia dan banyak digemari oleh masyarakat luas. Kerenyahan kerupuk dapat dipengaruhi oleh volume pengembangan kerupuk, sedangkan volume pengembangan kerupuk dapat dipengaruhi oleh kadar amilopektin dan kandungan protein yang terkandung pada bahan.
Gambar : Hasil olahan pengembangan pasca panen ikan lele
(Sumber :
1. eb/index.php/blog/2015/02/teknologi-pengolahan-ikan-lele
2. Pdf pengembangan limbah budidaya ikan
3. Kegiatan di upr danau teluk kota jambi )
Soal :
1. Rancang lah cara pengembangan pengolahan limbah buangan pembesaran ikan !
2. Analisis faktor-faktor pendukung dan pengembangan pasca panen ikan !
Uraian :
1. Rancangan pengembangan Pengolahan limbah buangan pembesaran ikan untuk budidaya
Moina sp. di UPR danau teluk kota jambi
Umumnya budidaya ikan secara intensif dengan peningkatan padat penebaran yang
tinggi dan peningkatan pemakaian pakan buatan yang kaya protein mengakibatkan terjadinya
peningkatan limbah nitrogen toksik dan fosfat. Limbah nitrogen toksik dalam perairan pada
umumnya berasal dari sisa pakan yang tidak termakan dan feses ikan, didalam perairan
limbah nitrogen toksik ini terdapat dalam bentuk ammonia atau nitrat dan nitrit. Menurut
Darmawan, (2010) salah satu permasalahan dalam budidaya intensif adalah air buangan
budidaya yang berdampak pada penurunan kualitas perairan di lingkungan sekitar lokasi
budidaya, karena akumulasi bahan organik dari sisa pakan maupun feses. Limbah fosfat
didalam perairan pada umumnya dalam bentuk ortofosfat (PO4-3
), polifosfat (P2O7), dan
fosfor organik. Didalam perairan terjadi fotoautotrofik, dimana fosfat merupakan salah satu
unsur penting dalam pembentukan fitoplankton. Semakin tinggi proses fotoautotrofik yang
diikuti tingginya kelimpahan klorofil (fitoplankton), maka semakin menurun pula kadar fosfat didalam perairan.
Budidaya memiliki tingkat tropik level rendah dimana pada setiap organisme
memiliki peran yang sama dalam tingkat makan memakan. Dimana seperti ikan lele yang
memiliki sifat karnivora maka akan memanfaatkan makanan yang mengandung unsure
hewani, dan hasil dari dari sisa pakan dan feses dari budidaya lele ini akan dimanfaatkan bakteri perombak sehingga menjadi nitrogen dan fosfat yang akan dimanfaatkan untuk
pertumbuhan fitoplankton dan fitoplankton akan dimanfaatkan oleh ikan pada tingkat tropik
level lebih rendah yang memiliki sifat herbivora sehingga pada sistem budidaya ini semua
semua organisme saling ketergantungan.
Untuk di UPR danau teluk sendiri kami merancang pemanfaatan air limbah hasil budidaya ikan lele yang banyak mengandung fitoplankton untuk budiya moina sp. Air hasil limbah tersebut merupakan media untuk budidaya moina. Fitoplankton merupakan makanan bagi moina, sehingga air limbah tadi tidak terbuang sia-sia dan dapat digunakan lagi untuk budidaya pakan alami.
Biasanya, air limbah tadi kami pindahkan ke dalam bak fiberglass dan kami masukkan kotoran burung puyuh dan dibiarkan selama 1 hari dengan diberi aerasi. Setelah 1 hari, masukan bibit / biang moina kedalam bak dan tunggu 4-6 hari dan moina siap untuk di panen.
Gambar : pengembangan limbah hasil budidaya ikan untuk budidaya pakan
Alami ( moina sp. )
2. Analisis faktor-faktor pendukung dan pengembangan pasca panen ikan lele
A. Faktor-faktor pendukung :
1) Meningkatkan nilai tambah,
2) Meningkatkan kualitas hasil,
3) Meningkatkan penyerapan tenaga kerja,
4) Meningkatkan ketrampilan produsen,
5) Meningkatkan pendapatan produsen ( Soekartawi, 1999 ).
Di masa yang akan datang menurut Tawali ( 2005 ) Produk- produk
yang dihasilkan dari sektor pertanian hendaknya mengarah pada
diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan bertujuan untuk menyediakan
berbagai macam produk pangan baik dalam bentuk maupun jenisnya
sehingga banyak pilihan bagi konsumen
B.Pengembangan pasca panen
Lele yang selama ini dikenal sebagai ikan budidaya ternyata dapat dikembangkan menjadi produk olahan seperti Lele Asap, Nugget Lele, Kerupuk Lele, Bakso Ikan Lele, kaki Naga Ikan Lele, Abon Lele, Kue Semprong, Biskuit Lele dan masih banyak lagi produk yang lain. Pengolahan ikan lele menjadi produk lain bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap ikan lele tersebut karena tidak semua lapisan masyarakat ingin mengkonsumsi ikan lele dalam keadaan utuh (misalnya pecel lele atau lele goreng). Dengan pertimbangan tersebut di atas dan melihat karakteristik ikan lele maka sangat besar peluang untuk mengembangkan ikan lele menjadi berbagai produk olahan.
Disamping itu diversifikasi olahan lele ini dapat meningkatkan konsumsi protein hewani khususnya ikan bagi masyarakat Indonesia. Salah satu olahan lele yang sangat terkenal adalah Ikan Lele Asap.Pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian senyawa kimia alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Tujuan pengasapan ikan adalah untuk mendapatkan daya awet yang dihasilkan asap serta untuk memberikan aroma yang khas dari asap.
Produk lain yang dapat dibuat dari ikan lele adalah kerupuk. Kerupuk adalah suatu makanan kecil yang bersifat kering, ringan dan porous yang terbuat dari bahan-bahan yang mengandung pati cukup tinggi yang merupakan makanan khas Indonesia dan banyak digemari oleh masyarakat luas. Kerenyahan kerupuk dapat dipengaruhi oleh volume pengembangan kerupuk, sedangkan volume pengembangan kerupuk dapat dipengaruhi oleh kadar amilopektin dan kandungan protein yang terkandung pada bahan.
Gambar : Hasil olahan pengembangan pasca panen ikan lele
(Sumber :
1. eb/index.php/blog/2015/02/teknologi-pengolahan-ikan-lele
2. Pdf pengembangan limbah budidaya ikan
3. Kegiatan di upr danau teluk kota jambi )
Selasa, 17 Maret 2020
cerita singkat prakerin minggu ke-3
Cerita Singkat Prakerin
Di Unit Perikanan Rakyat desa olak kemang kec.Danau teluk kota jambi
Nama : ANDIKA WARDANA
Jurusan : AGRIBISNIS PERIKANAN AIR TAWAR
asal sekolah : SMK NEGERI 1 TJT
minggu ke : 3 (15 s/d 21 februari 2020)
Pada minggu ke-3 ini saya tidak melakukan kegiatan pemijahan sama sekali, saya hanya melakukan kegiatan rutinitas seperti pemberian pakan, penyortiran, pembersihan bak, dan pada minggu ini, saya juga sempat melakukan 1 kali packing benih lele.
sekian cerita singkat diminggu ini !
Sabtu, 07 Maret 2020
Rabu, 26 Februari 2020
Sabtu, 15 Februari 2020
cerita singkat prakerin minggu 2
Cerita Singkat Prakerin
Di Unit Perikanan Rakyat desa olak kemang kec. Danau teluk
kota jambi
Jurusan : AGRIBISNIS PERIKANAN AIR TAWAR
asal sekolah : SMK NEGERI 1 TJT
minggu ke : 2 (08 s/d 14 februari 2020)
Pada minggu ini tidak banyak kegiatan baru yang saya kerjakan disini, yaitu hanya mengulangi kegiata-kegiatan seperti yang saya jelaskan pada minggu pertama kemarin. Saya hanya melakukan perawatan terhadap larva patin dan lele pada awal minggu ini.
Sedangkan pada pertengahan minggu kedua ini, saya belajar dan praktek cara seleksi induk dan pemijahan ikan lele, dan untuk perawatan larvanya itu akan saya lakukan pada minggu ke-3.
Untuk akhir minggu ini saya belajar cara sampling dan packing benih serta padat benih dalam kantong plastik sesuai jarak tempuhnya.
sekian cerita saya di minggu ini, Terima kasih !
Senin, 10 Februari 2020
Cerita singkat prakerin minggu 1
cerita singkat prakerin
Di unit perikanan rakyat desa olak kemang kec.danau teluk kota jambi
Nama :ANDIKA WARDANA
jurusan :AGRIBISNIS PERIKANAN AIR TAWAR
asal sekolah :SMK NEGERI 1 TJT
minggu ke :1 (31-1 s/d 7-2 2020)
Disini ada 2 komoditas ikan yang dikembangbiakan yaitu ikan patin dan lele. Dari hari pertama hingga saat ini, saya telah mencatat beberapa point yang saya rasa penting untuk dipelajari, diantaranya :
1.Penanganan kualitas air
2.Tinggi air
3.Frekuensi pergantian air
4.Dosis pemberian garam
5.Dosis ovaprim
6.Pemijahan
7.Penetasan telur patin
8.pemanenan larva patin
9.sortasi
10.Penanganan larva dan,
11.Penetasan telur artemia
Untuk pemijahan sendiri, Kami disini telah melakukan 2 kali pemijahan pada ikan patin. Namun, hasilnya gagal. Pada pemijahan pertama sebagian larva mati karena pada malam hari air untuk penetasan telur berubah menjadi bauk akibat banyak telur yang gagal menetas dan akhirnya membusuk, untuk pemijahan kedua juga banyak telur yang gagal menetas itu karena telur pada ikan patin dibulan-bulan awal tahun ini sedang kosong dan telur nya masih muda.
Dari beberapa hari ini, dapat saya simpulkan bahwa disini yang paling diperhatikan adalah kualitas airnya dan karena disini merupakan unit perikanan rakyat yang dana nya dari uang pribadi pembudidaya, maka penggunaan barang-barang disini harus digunakan dengan baik dan se-optimal mungkin, agar modal awal tidak habis untuk mengganti barang-barang yang rusak.
sekian cerita saya diminggu ini, terima kasih!
Kamis, 28 November 2019
Melakukan evaluasi pada pengembangbiakan komoditas perikanan air tawar
Melakukan evaluasi pada pengembangbiakan komoditas perikanan air tawar
Dalam upaya mencapai pertumbuhan ikan yang optimal dan mampu meraih keuntungan pada proses budidaya khususnya pada proses pembesarannya, maka langkah awal usaha berupa pemilihan lokasi sebagai tempat budidaya ikan menjadi faktor penting. Secara umum, pemilihan lokasi budidaya ikan nila meliputi faktor teknis, biologis, ekologi, ekonomis dan social. Faktor teknis berkaitan dengan teknis lahan sebagai wadah budidaya ikan nila baik tanah maupun airnya, tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan ikan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Faktor biologis berkaitan dengan kandungan biologis tanah atau sifat-sifat organisme, contohnya Ikan nila yang berkerabat dekat dengan ikan mujair sehingga relatif memiliki kesamaan morfologi, termasuk dalam hal teknologi budidaya. Faktor ekologiberhubungan dengan lingkungan sekitar, ekonomis terkait dengan pendukung pemasaran dan biaya produksi, dan faktor social berkaitan dengan daya terima masyarakat sekitar lokasi budidaya ikan.
(Sumber:http://hallonirma.blogspot.com/2013/06/evaluasi-kelayakan-lahan-untuk-budidaya.html?m=1)
Melakukan inovasi tepat guna dengan sistem bioflok pada pengembangbiakan kpat
Melakukan inovasi tepat guna dengan sistem bioflok pada pengembangbiakan kpat
10 cara budidaya ikan dengan sistem bioflok pada ikan air tawar
Beberapa waktu belakangan ini, muncul sebuah inovasi budidaya ikan yang cukup terkenal. Sistem budidaya ikan tersebut disebut dengan budidaya bioflok. Sistem ini dinilai lebih efektif dan diperkirakan mampu meningkatkan produktifitas hingga 105% hanya dalam waktu sekitar 3 bulan.
Sebelum budidaya ikan dengan sistem bioflok, anda wajib mengetahui dan memahami dulu bagaimana sistem bioflok ini digunakan. Sistem bioflok ialah memanfaatkan mikroorganisme untuk mengolah limbah. Limbah tersebut akan menjadi gumpalan gumpalan kecil (flok) yang kemudian akan menjadi makanan alami untuk ikan.
Budidaya dengan sistem bioflok ini mampu diterapkan pada kolam yang cukup sempit dan dapat memproduksi ikan lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat. Sehingga biaya produksi berkurang dan produktivitas meningkat. Untuk mengetahui lebih lanjut apa dan bagiamana caranya, yuk simak artikel kali ini tentang 10 cara budidaya ikan dengan sistem bioflok
1. Pembuatan Kolam
Kolam yang dibutuhkan untuk budidaya ikan dengan sistem bioflok adalah dengan menggunakan kolam yang memakai terpal, sedangkan untuk bagian rangka, anda bisa menggunakan besi sehingga lebih awet. Gunakan sistem knokdown atau yang bisa dibongkar pasang sehingga lebih praktis dan menghemat biaya. Besar kolan sekitar 2 sd 3 meter atau tergantung kebutuhan anda.
2. Besar Lahan
Dalam pembuatan kolam, diperlukan lahan yang siap untuk ditempati kolam, siapkan lahan yang tidak terkena sinar matahari serta air hujan secara langsung. Diperlukan payung atau lahan yang memiliki penutup.
Hal ini diperlukan sebab cahaya matahari dan hujan yang langsung masuk akan mempengaruhi pH air dan mikroorganisme yang hidup di kolam. Untuk lahan anda tak perlu khawatir, sistem bioflok tidak membutuhkan lahan yang terlalu besar, cukup sesuaikan dengan besar kolam yang anda buat.
3. Bakteri
Dalam budidaya ikan dengan sistem bioflok, anda harus menyiapkan kultur bakteri yang sifatnya non pathogen. Bakteri tersebut nantinya yang akan merangsang pertumbuhan mikroorganisme untuk mengolah limbah tersebut. Hal ini penting sebab merupakan syarat utama atau dasar untuk menerapkan sistem bioflok.
4. Aerator
Yaitu alat untuk mensuplai atau menyediakan oksigen serta sebagai pencampur mikroorganisme tersebut dengan air kolam. Alat ini juga memiliki fungsi penting dalam menjalankan budidaya ikan dengan sistem bioflok. Sebab pencampuran mikroorganisme dengan air tidak bisa dilakukan oleh manusia atau dicampur secara manual, harus dilakukan dengan menggunakan alat tersebut.
5. Persiapan Air
Jika segala persiapan untuk kolam telah selesai, sekarang saatnyaa anda mempersiapkan air untuk pembesaran benih ikan. Ketika pertama kali menggunakan kolam, isi air dengan ketinggian 80 sd 100 cm, lakukan pada hari pertama ketika anda memulai menerapkan sistem ini.
Selanjutnya pada hari kedua isi bakteri yang telah disiapkan dengan akdar sekitar 5 ml tiap m³ di kolam. Pada hari ketiga masukkan lagi bakteri dengan kadar 250 ml tiap m³, dan pada malam harinya tambahkan lagi 150 gram tiap m³ ke dalam kolam.
6. Diamkan
Air yang telah anda campur dengan bakteri tersebut tidak boleh langsung digunakan, olah terlebih dahulu dengan cara diamkan 7 sd 10 hari agar mikroorganisme berkembang terlebih dahulu dengan baik. Cara ini merupakan salah satu poin penting, sebab dalam budidaya ikan dengan sistem bioflok, mikroorganisme harus dalam kondisi yang benar benar siap agar dapat menjalankan perannya dengan maksimal.
7. Siapkan Bibit atau Benih Ikan
Setelah persiapan dasar sudah siap, bibit atau benih ikan dapat dimasukkan ke dalam kolam. Pilih benih yang sehat dan bagus. Ciri bibit yang bagus ialah memiliki sifat yang gesit atau aktif, ukuran yang seragam, warna yang seragam, serta memiliki anggota tubuh yang lengkap.
Sebar benih secara merata di area kolam, biarkan bibit ikan tersebut menyesuaikan diri dengan kondisi kolam di sekitarnya dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang baru. Jangan mengaduk atau membiarkan kolam terkena bahan lain dari luar, misalnya polusi atau air hujan. Biarkan benih berada kolam tersebut dan dalam keadaan yang murni.
8. Tambahkan Bakteri untuk Bibit
Setelah mendiamkan kolam yang berisi bibit selama semalaman sejak anda menempatkan bibit dalam kolam yang anda buat, beri tambahan bakteri pada keesokan harinya. Hal ini untuk memaksimalkan fungsi mikroorganisme yang nantinya akan mengolah limbah limbah dari ikan yang menempati kolam tersebut.
9. Perawatan Sehari Hari
Setiap budidaya atau pengembangbiakkan ikan, selain persiapan lahan, kolam, dan bibit ikan, perawatan dalam keseharian juga wajib dijalankan dengan disiplin dengan menjalankan perawatan sesuai sistem yang dilakukan, memenuhi kebutuhan ikan itu sendiri, mencegah penyakit, meminimilasir resiko, serta melakukan perawatan secara berkala pada alat alat yang digunakan.
Pakan yang diberikan untuk perawatan sehari hari ialah pakan yang berkualitas dan sesuai porsi. Beri pakan yang dibutuhkan dan memiliki kandungan nutrisi yang sesuai untuk pertumbuhan jenis ikan yang anda budidayakan. Untuk bibit ikan yang masih kecil, pastikan pakan yang diberikan kepada mereka ialah pakan yang lebih kecil dari besar mulutnya sehingga pakan lebih mudah ditelan oleh benih ikan.Pemberian pakan sendiri umumnya ialah dilakukan kurang lebih dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari.
10. Lakukan Evaluasi
Pelihara dan lakukan evaluasi atau kontrol terus menerus setiap hari. Pantau kesehatan dan pertumbuhan ikan, kualitas air, serta sistem bioflok yang digunakan. Pantau juga alat alat yang digunakan agar sistem dapat berjalan dengan maksimal dan menimialisir kerusakan. Hasil panen akan sesuai dengan jerih payah serta pengetahuan yang anda terapkan.
Sistem bioflok akan sukses jika anda terus memantau dan mengevaluasi apa kekurangan dari usaha anda dan apa yang bisa meningkatkan baik dari hal kualitas air itu sendiri, mikroorganisme, bibit ikan, juga pemilik atau orang yang mengelolanya, teliti dan evaluasi secara terus menerus.
(Sumber:https://arenahewan.com/cara-budidaya-ikan-dengan-sistem-bioflok)
Prosedur pemanenan dan pasca panen hasil pengembangbiakan komoditas perikanan air tawar
Prosedur pemanenan dan pasca panen hasil pengembangbiakan komoditas perikanan air tawar
PEMANENAN
Pemanenan hasil budidaya ikan baik pada pembenihan maupun pembesaran pada prinsipnya hampir sama, tetapi khusus untuk pembenihan harus dilakukan dengan cara ekstra hati-hati karena ikan berukurannya masih kecil.Pada pemanenan hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Cara Panen
Cara panen adalah proses pengambilan ikan, baik keseluruhan dan sebagian dari kolam dipindah ketempat lain untuk siap dipasarkan. Cara panen prinsip semua ikan hampir sama yakni dengan mengeluarkan air dari kolam ikan dan setelah air berkurang ikan baru ditangkap.
Tapi ada beberapa ikan dan udang yang berbeda perlakukannya. Misalnya, panen pada ikan mas akan tidak sama perlakuannya dengan panen belut atau udang.
Pemanenan dapat dilakukan sebagian atau semuanya. Panen sebagian adalah dengan cara mengurangi air kolam kemudian ikan yang diinginkan baik jenis dan ukuran dipanen,sedangkan ikan yang ditinggal dapat dipelihara lagi. Pemanenan sebagian biasanya banyak pada budidaya benih ikan. Sementara panen keseluruhan adalah setelah air dikeluarkan dari kolam, semua ikan ditangkap atau di panen. Untuk menghindari jumlah ikan yang mati atau mengalami kerusakan fisik, proses pemanenan harus dilakukan secara hati-hati. Ikan yang mengalami kerusakan dapat memperlemah kondisi tubuh ikan tersebut sehingga sangat berpengaruh terhadap daya hidupnya ikan tersebut.
Pengecekan saat mau panen |
Proses pengambilan ikan |
Pemanenan dapat dilakukan sebagian atau semuanya. Panen sebagian adalah dengan cara mengurangi air kolam kemudian ikan yang diinginkan baik jenis dan ukuran dipanen,sedangkan ikan yang ditinggal dapat dipelihara lagi. Pemanenan sebagian biasanya banyak pada budidaya benih ikan. Sementara panen keseluruhan adalah setelah air dikeluarkan dari kolam, semua ikan ditangkap atau di panen. Untuk menghindari jumlah ikan yang mati atau mengalami kerusakan fisik, proses pemanenan harus dilakukan secara hati-hati. Ikan yang mengalami kerusakan dapat memperlemah kondisi tubuh ikan tersebut sehingga sangat berpengaruh terhadap daya hidupnya ikan tersebut.
2. Waktu Panen
Kegiatan pemanenan sebaik dilakukan ketika suhu tidak tinggi ata sinar matahari sedang teduh, biasanya itu yang tepat adalah pagi hari ( 05.00 - 08.00 ) dan sore hari ( 15.00 - 18.00 ). Pelaku usaha budidaya ikan atau udang dan petani ikan untuk melakukan panen memilih serta memperkirakan sendiri yang terbaik. Pemanenan jangan sampai dilakukan saat terik matahari akan menyebabkan ikan kondisinya melemah atau mati. Ikan yang kepanasan, metabolisme tubuhnya akan terpacu sehingga kebutuhan oksigen menjadi tinggi. Bila oksigen yang dibutuhkan ikan dalam jumlah terbatas akan menyebabkan strees dan lemah.
3.Umur panen
Umur ikan pada waktu dipanen tergantung keinginan yang membudidayakan. Biasanya pembudidaya memanen ikan setelah memperhatikan permintaan pasar. Jenis usaha yang banyak dilakukan oleh petani atau pelaku usaha kebanyakan adalah pembenihan karena waktu pemeliharaannya dibanding pembesaran, karena rata2 petani terbentur dengan modal.
Umur ikan pada waktu dipanen tergantung dari hal-hal sebagai berikut :
Menimbang hasil panen |
3.Umur panen
Umur ikan pada waktu dipanen tergantung keinginan yang membudidayakan. Biasanya pembudidaya memanen ikan setelah memperhatikan permintaan pasar. Jenis usaha yang banyak dilakukan oleh petani atau pelaku usaha kebanyakan adalah pembenihan karena waktu pemeliharaannya dibanding pembesaran, karena rata2 petani terbentur dengan modal.
Umur ikan pada waktu dipanen tergantung dari hal-hal sebagai berikut :
- Jenis Ikan ; Jenis ikan yang memiliki pertumbuhan tubuh cepat besar tentu umur panennya juga akan berbeda dengan jenis ikan yang memiliki pertumbuhan relatif lama.
- Ukuran Ikan ; Ikan ukuran benih yang akan dipanen memiliki umur yang lebih muda daripada ikan ukuran konsumsi.
- Gurame berat awal dibudidayakan 100 gr, umur panen 6 - 18 bulan, dengan berat akhir 300 - 700 gr
- Lele dumbo berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 5 - 8 bulan, dengan berat akhir 100 - 200 gr
- Patin berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 4 - 6 bulan, dengan berat akhir 700 - 800 gr
- Belut berat awal dibudidayakan 10-20 gr, umur panen 4 bulan, dengan berat akhir 40 - 100 gr
- Mujair berat awal dibudidayakan 20 gr, umur panen 3-4 bulan, dengan berat akhir 200 - 250 gr
- Bawal berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 3-4 bulan, dengan berat akhir 200 - 300 gr
- Nila berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 4 - 12 bulan, dengan berat akhir 150 - 800 gr
B. PENANGANAN PASCAPANEN
Setelah selesai melalui proses pemanenan langkah selanjutnya yang dilakukan adalah penanganan pascapanen terhadap benih maupun ikan kosumsi yang dihasilkan. Penanganan pascapanen merupakan penanganan ikan setelah diambil dari media hidupnya mulai dari pengemasan hingga pengikirimannya.
Dua penanganan pascapanen ikan yang dilakukan yakni untuk ikan dalam kondisi mati dan ikan dalam kondisi hidup. Penanganan pada kondisi ikan mati harus dapat mempertahankan mutu kesegarannya supaya ikan tidak rusak atau menurun mutunya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain :
- Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan tidak luka
- Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dari lendir
- Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup.
Untuk itu para pembudidaya ikan biasanya menggunakan es, garam atau freezer. Es yang digunakan bisa berbentuk bongkahan, pecahan, atau curah. Dalam penggunaan es sebagai pendingin minimal perbandingan yang paling ideal antara es dan ikan adalah 1 : 1. Dasar kotak dilapisi es setenal 4-5 cm dan diatasnya disusun ikan setebal 5-10 cm, lalu diberi es lagi dan seterusnya. Antara dinding kota dan ikan diberi es dan begitu juga antar ikan dengan penutup kotak. Kondisi tersebut harus selalu dijaga. Sementara penambahan garam pada upaya mempertahankan mutu ikan segar adalah dengan ukuran berkisar 2,5 - 10 % dari berat es. Penambahan garam tidak boleh sedikit atau banyak katena bila terlalu sedikit akan menumbuhkan bakteri pada ikan, sedangkan bila terlalu banyak akan menyebabkan ikan mejadi masin. Penggunaan Frezeer dalam penanganan ikan pascapanen sebenarnya sangat dianjurkan tetapi biaya yang dikeluarkan oleh petani ikan terlalu mahal dibandingkan dengan penggunaan es.
Sementara itu, penanganan untuk ikan yang dipanen dalam kondisi hidup biasanya berupa ikan berukuran benih dan ikan kosumsi. Keuntungan dari penanganan ikan dalam kondisi hidup antara lain lebih mudah dan biayanya cenderung murah karena tidak membutuhkan perlakuan tambahan untuk mempertahankan mutu ikan.
Sebelum dipasarkan, sebaiknya para pembudidaya dan pelaku usaha perikanan melakukan proses sortasi terhadap benih atau ikan kosumsi yang dipanen, baik dalam keadaan mati segar atau hidup. Hal ini karena pedagang yang membeli lebihn menyukai bila ikan yang dibelinya telah seragam ukuranya.
Keuntungan dari proses sortasi antara lain adalah sebagai berikut :
- Harga ikaan yang disortasi akan lebih baik
- Penawaran harga lebih jelas sesuai dengan grade/ukuran ikan
- Dapat menyeleksi ikan yang mati, tidak segar, terkena penyakit atau cacat
- Untuk ikan hidup, pada waktu dilakukan pengangkutan mengurangi terjadi persaingan yang berarti dalam memanfaatkan media hidup antara sesama ikan
- Menguntungkan bagi pembeli bila ikan berwujud benih yang akan dibudidayakan lagi.
1. Pengemasan
Pengemasan adalah suatu cara untuk membuat ikan dalam kondisi nyaman, tidak rusak, mudah,praktis dan tidak mengganggu kondisi sekitarnya, yakni selama pengangkutan atau pengiriman. Kegiatan pengamasan harus dilakukan hati-hati terutama untuk mengangkut ikan dalam kondisi hidup karena ikan ini harus mampu hidup dan kondisi fisiknya bagus sampai ke pembeli.
Pada proses pengemasan ikan hidup memerlukan keahlian dan perhitungan yang matang, terutama pada pengamasan ikan hidup dengan sistem tertutup. Cara pengamasan ikan hidup mempunyai dua cara yakni sistem terbuka dan sistem tertutup.
A. Sistem terbuka
Sistem terbuka yaitu ikan yang diangkut dengan wadah atau tempat yang media airnyaa masih berhubungan dengan udara bebas. pengangkutan sistem ini biasanya digunakan untuk jarak dekat dan membutuhkan waktu tidak lama.
B. Sistem Tetutup
Sistem tertutup yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan mengunakan wadah tertutup, udara dari luar tidak bisa masuk kedalam media tersebut. Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan pada jarak yang jauh. Pada sistem pengemasan tertutup harus cermat dalam perhitungan kebutuhan oksigen dengan lama waktu perjalanan, dan juga penambahan bahan dalam media sistem ini juga diperhatikan. Penambahan bahan pada media pengemasan tergantung pada jenis ikan tertentu yang akan dikemas
Catatan : cara pengemasan ikan baik sistem tertutup maupun terbuka terutama pada benih harus ekstra hati-hati dan perlakuan sangaat khusus. Dan cara pengemasannya, bahan dan peralatan yang dibutuhkan tergantung pada ikan/udang tertentu yang akan dikemas. Ini ada pada LKS
2. Pengangkutan
Pengangkutan ikan baik benih maupun kosumsi dalam keadaan hidup, mati segar dapat dilakukan pengangkutan melalui jalur darat, laut dan udara.Pengangkutan jarak jauh lebih baik mengunakan pesawat terbang saja karena waktu tempuh lebih cepat. Tujuannya agar ikan cepat sampai tujuan dan tidak mengalami stress.
Dalam pengangkutan ikan hidup, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,yakni :
- Jenis ikan, Jenis ikan gurame akan berbeda dengan labster dalam pengemasan
- Ukuran ikan, Ukuran ikan akan menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan dan kepadatan yang dibutuhkan dalam pengemasan
- Kepadatan ikan yang akan mempengaruhi sarana pengangkutan
- Sistem kemasan, kemasanya bisa mengunakan sistem tertutup atau terbuka
- Jarak tempuh, jarak yang jauh perlu mempertimbangkan sarana transportasi dan sistem kemasan
- Suhu harus dapat dipertahankan mendekati suhu normal. Untuk mepertahankan suhu sebaiknya diberi pecahan es batu disekitar media kemasan dengan perkiraan 10% dari banyaknya air media dalam kemasan.
Contoh Pengangkutan beberapa jenis ikan :
- Ikan Nila, ukuran 3-5 cm kepadatan 1000 ekor, ukuran 5-8 cm kepadatan 600 ekor dan ukuran 8-12 cm kepadatan 300 ekor, sistem pengemasan tertutup serta wadah yang digunakan kantong plastik.
- Ikan Lele, ukuran 8-12 cm kepadatan 250-350 ekor, sistem pengemasan tertutup dan wadah yang digunakan kantong plastik. Sedangkan ukuran yang sama tetapi sistem pengemasan terbuka, wadah yang dipakai jirigen.
- Ikan Patin, ukuran 2-3 cm kepadatan 2000 ekor, sistem pengemasan tertutup serta wadah yang digunakan kantong plastik. Sedang ukuran yang sama tetapi sistem pengemasannya terbuka mengunakan drum 200 liter dilengkapi oksigen dengan kepadatan 15.000 - 20.000 ekor
- Ikan Belut, semua ukuran, kepadatan 2/3-3/4 volume jirigen ataau kantong plastik, sistem pengemasan tebuka serta wadah yang digunakan kantong plastik/jirigen.
- Ikan Lobster, ukuran 1-2 cm kepadatan 500-1000 ekor, sistem pengemasan tertutup serta wadah yang digunakan kantong plastik.
(Sumber :http://www.budilaksono.com/2014/01/modul-memanen-hasil-budidaya-ikan.html?m=1)
Teknik Pemanenan Ikan
Prinsip dasar dari pemanenan yang perlu dijaga oleh pelaku bisnis adalah ikan harus dapat tetap hidup setelah ditangkap dan ditampung dalam satu wadah, kecuali pada ikan nila yang dipasarkan di pasar local dapat langsung dimasukkan kedalam bak berisi es batu.
Berdasarkan prinsip ini, langkah yang perlu diperhatikan dalam pemanenan yaitu tingkat stress yang dialami ikan.
Semakin sedikit ikan mendapatkan stress maka semakin besar peluang ikan dapat tetap bertahan hidup.
Pemanenan Benih Ikan
Pada pemanenan ditahapan benih, untuk mengurangi stress yang dialami benih ikan maka penggunaan bahan alat tangkap serta proses penangkapan sendiri perlu mendapat perhatian. Bahan alat tangkap yang dianjurkan hendaknya terbuat dari bahan yang halus dan lembut.
Sementara proses penangkapannya sendiri dilakukan dengan lembut, mulai dari pengurangan air secara bertahap, penggiringan ke tempat pemanenan, serta pengangkatan dengan alat tangkap.
Selain itu, waktu pelaksanaan panen dilakukan pada saat cuaca tidak panas, sebaiknya pada sore hari. Benih ikan sendiri dipuasakan paling tidak 1 hari sebelum dipanen.
Walaupun ikan ukuran konsumsi cenderung lebih dapat bertahan daripada benih, pemanenan pada tahap pembesaran juga perlu dilakukan secara halus.
Poin penting yang perlu diperhatikan pada penangkapan ikan pada tahap pembesaran yaitu tempat penampungan ikan hasil tangkapan harus mempunyai air dengan kualitas yang minimal sama dengan air kolam pembesaran.
Oleh sebab itu, pasokan air mengalir pada tempat penampungan ikan sangat mutlak diperlukan.
Disamping itu, penghentian pemberian pakan pada ikan sehari sebelum panen yang juga dikenal sebagai pemberokan juga dapat menjaga kondisi ikan dan kualitas air saat transportasi.
Pasca Panen
Kegiatan pasca panen merupakan kelanjutan kegiatan pemanenan yang suah dilakukan.
Sering kali para pembudidaya tidak begitu mempedulikan hal - hal yang perlu diperhatikan pada tahapan ini.
Sebagai contoh, pada pembenihan ikan mas yang digunakan untuk pembesaran diKJA, ikan-ikan yang selesai dipanen langsung dikemas untuk dikirim dari daerah pembenihan ke daerah pembesaran danau atau waduk.
Pasca Panen Benih
Kenyataan dilapangan menunjukkan adanya pengangkutan benih sebanyak mungkin pada kantung plastik yang terbatas sebagai langkah penghematan. Padahal, perlakuan ini justru menyebabkan timbulnya kematian yang tinggi pada benih, yaitu hingga 20%.
Pengetahuan tentang titik-titik rawan atau penting saat pasca panen akan sangat membantu pelaku budidaya untuk mencegah terjadinya potensi kehilangan melalui beberapa tindakan sederhana.
Pada prinsipnya, kegiatan pasca panen merupakan kegiatan panen dan pasca panen terhadap memburuknya kondisi ikan akibat pengaruh saat proses pemanenan, penampungan, pendistribusian, serta penebaran.
Tahap Pengumpulan dan Pengangkutan ke Penampungan
Titik rawan selanjutnya yaitu pada saat pengumpulan dan pengangkutan ikan ke tempat penampungan.
Untuk pengangkutan benih ikan dengan tong plastik ukuran 160 cm yang dibelah setengahnya, kepadatan benih ukuran 1 - 3 cm dalam 10 - 15 liter air Antara 5.000 - 10.000 ekor, benih ukuran 3 - 5 cm sebanyak 2.500 - 5.000 ekor, dan benih ukuran 7 - 8 cm atau lebih sebanyak 1000 - 2.000 ekor.
Tahap Penampungan dan Pengemasan
Titik rawan selanjutnya yaitu masa penampungan dan pengepakan dengan kantong plastik berisi oksigen.
Untuk memulihkan vitalitas benih yang dipanen, benih ditampung terlebih dulu dalam kolam penampungan dengan system air masuk yang cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen benih.
Lama penampungan hendaknya dilakukan selama 12 jam. Namun, seringkali hal tersebut dianggap hanya memboroskan waktu. Padahal, dengan menampung selama 12 - 14 jam, benih ikan mendapat kesempatan untuk recovery.
Selanjutnya, pemasukan oksigen ke dalam kantong plastik perlu dilakukan secara perlahan.
Untuk mencegah ikan stress selama pengangkutan, tambahkan obat antistres yang telah banyak dijual dipasaran, misalnya squil dengan dosis 1 tetes setiap 2 liter air.
Tahap Pendistribusian
Penanganan saat transportasi, termasuk pemindahaan kantong plastik dari satu tempat ke tempat lain serta posisi kantong saat ada dikendaraan, juga perlu diperhatikan dalam rangka mengurangi stress pada ikan.
Pemindahan plastik harus dilakukan secara hati - hati dan penyusunan kantung didalam kendaraan tidak membuat kantung yang berada di bagian bawah tertekan sehingga menyempit atau gepeng/pipih.
Tahap Penebaran Pasca Panen
Proses adaptasi terhadap lingkungan sebelum dikeluarkan dari kantung plastik juga mempengaruhi terhadap keadaan ikan.
Dengan membiarkan kantung plastik terendam dalam media yang akan digunakan sebagai tempat pembesaran minimal 1 jam, ikan akan dapat beradaptasi dengan baik dan proses keluarnya ikan pun dilakukan tanpa paksaan. Ikan akan berenang ke luar dengan sendirinya.
Teknik Pemanenan Ikan dan Pasca Panen Ukuran Konsumsi
Penanganan pasca panen ikan ukuran konsumsi jauh lebih sederhana dibandingkan pasca panen pada benih.
Hal tersebut disebabkan ikan konsumsi umumnya hanya memerlukan waktu satu hari dalam penampungan sebelum habis dipasarkan oleh penjual.
Namun, untuk beberapa jenis ikan tertentu yang memerlukan penampilan baik seperti ikan gurami, penanganan pasca panennya perlu diperhatikan dengan lebih seksama.
Poin terpenting yang perlu diperhatikan pada penanganan pasca panen ikan yaitu saat penangkapan.
Pasca panen ikan gurami hanya dilakukan dengan penangkapan ikan satu per satu tanpa menggunakan jaring atau serokan.
Sementara untuk jenis ikan lainnya, penangkapan dilakukan dengan menggunakan serokan yang sesuai dengan ukuran ikan.
Untuk wadah pengangkutan, satu kantong plastik dapat memuat ikan sebanyak 5 - 7 kg, sedangkan tong plastik ukuran 160 liter dapat mengangkut 20 - 25 kg ikan.
Untuk menjaga kestabilan suhu saat pengangkutan agar tetap dingin, penggunaan batu es akan banyak membantu. Maka perlu disediakan beberapa es batu untuk mempermudah panen dan pasca panen ikan jenis konsumsi. Hal ini dapat menghindari terjadinya kerugian dengan meminimalisir membusuknya ikan di perjalanan.
(Sumber: https://www.infoikan.com/2018/03/panen-dan-pasca-panen-ikan-sesuai.html)
Langganan:
Postingan (Atom)